Kalender Liturgi

Sabtu, 26 Mei 2018

Omong yang Penting, Jangan yang Penting Omong: Catatan Pesta Perak Imamat Stefanus Sabon Aran, SVD

Foto: Maksimus Masan Kian

Oleh: Maksimus Masan Kian

Pagi tadi, Minggu (27/5/18) ditemani istri, Agnetis Da Noa, menghadiri undangan Misa Syukuran 25 tahun (perak) Imamat, Pater Stefanus Sabon Aran, SVD (Kepala SMAK Suryadikara Ende). Acara kekeluargaan ini dilangsungkan di tanah kelahirannya, Belogili Desa Balukherin Kecamatan Lewolema, Flores Timur.
Keputusan untuk harus memenuhi undangan ini karena secara pribadi saya punya ikatan emosional dengan Pater sejak 2009-2010. Pada saat saya menjadi tenaga pengajar di SMK Bina Karya Larantuka, dan Pater waktu itu sedang melakukan penelitian di sekolah untuk menyelesaikan studinya S2 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Jurusan Managemen Pendidikan. Sebenarnya, perkenalan kami sangat singkat, apalagi saat itu saya seorang guru baru yang belum setahun bertugas. Tentang kedekatan saya dengan beliau, jika dibandingkan dengan teman teman guru lain di Bina Karya yang pernah merasakan kepemimpinannya mereka sangat dekat.

Beberapa kali kami terlibat diskusi di ruang guru, di meja piket, bahkan pernah beberapa kali di kantin sekolah. Dan 2 teman guru lain yang selalu bersama sama pada waktu itu adalah Pa Kornelis Basa Kopon dan Ferdinandus Tokan. Tema diskusi biasanya seputar pendidikan. Sesekali mereka bermemori tentang masa masa SMK Bina Karya tempo dulu.
Sejak Pater mengakhiri penelitiannya di Bina Karya, pada saat itu pula berakhirlah kebersamaan kami di Bina Karya Larantuka. Dan tak berselang lama saat dinyatakan lulus tes CPNSD, saya pun mengakhiri pengabdiaan saya di Bina Karya dan menjalankan tugas baru di SMP Pati Beda Lewokluok, yang sekarang berubah status menjadi SMPN 1 Demon Pagong.
Baru di tahun 2014 saat saya ditugaskan di SMPN Satu Atap Riangpuho, Kecamatan Tanjung Bunga, komunikasi saya dengan Pater Stef kembali terbangun. Saya lupa ceritranya bagaimana di awal kami kembali bertemu via telepon. Yang saya masih ingat adalah disetiap pembicaraan kami, beliau selalu memberikan nasehat serta pikiran pikiran positif menjadi seorang guru yang baik dan bagaimana bertahan dalam setiap kondisi sulit.
Keseringan berdiskusi lewat telepon, di tahun 2016 saat saya sudah bertugas di SMPN 1 Lewolema, dan mengenal Media Pendidikan Cakrawala NTT, Pimpinan Pa Richarno Gusty, saya kemudian menawarkan untuk menulis profil Syuradikara Ende di Majalah Cakrawala NTT. Beliau setuju dan di tahun itu, saya menulis tentang SMAK Syuradikara dengan segala keunikan, keunggulan dan prestasi prestasi gemilang yang diraih siswa SMAK Syuradikara.
Padatnya aktivitas Pater dan kesibukan kegiatan kita membuat komunikasi kami terputus. Seingat saya, komunikasi kami terakhir saat saya menyampaikan profisiat atas prestasi yang diraih SMAK Syuradikara yang diberikan langsung oleh Presiden kepada Pater Stef kala itu, yakni SMAK Syuradikara meraih Juara I sebagai sekolah bersih, ramah lingkungan dan menjadi lingkungan sekolah sebagai media dan tempat belajar. Selanjutnya komunkasi terputus!
Baru tadi pagi, saya kembali melihat sosok sederhana namun sangat sangat cerdas dan kreatif dalam urusan pendidikan. Ribuan orang yang hadir pada tenda suka citanya, terharu dan kagum -kagum dengan sekian testimoni atas karya karya besarnya yang jarang ia sendiri ceritrakan.
Testimoni pertama datang dari Pater Frans Ndoi saat membawahkan kotbah pada Misa Syukur. Guru pada SMAK Syuradikara ini mengatakan jika saatnya bicara soal karya besar dari Pater Stef, menurutnya sangat banyak. "Pater Stef ini kecil dan pendek tapi karyanya raksasa. Ia sangat menghayati panggilan imamatnya. Pater omongnya pendek pendek. Dia lebih banyak bekerja. Ada satu istilah yang sering ia ungkapkan untuk kami semua di sekolah atau di ruang guru yakni omonglah yang penting, jangan yang penting omong. Ia lebih menekankan pada kerja dan bukan hanya sekedar omong,," kata Pater Frans.
Hal lain yang disampaikan terkait peran dan kontribusi besar yang Pater Stef lakukan sepanjang 7 (tujuh) tahun memimpin SMAK Syuradikara Ende."Pater Stef itu orang sederhana, cerdas dan sangat kreatif. Ia selalu memberi gagasan-gagasan baru yang awalnya kedengaran asing dan mustahil namun kejeniusannya itulah membuat semuanya menjadi mudah saat mulai dijalankan. Melalui Pater Stef maka lahirlah SMK Syuradikara, pembangunan lapangan bola mini yang spektakuler, pembangunan gapura sekolah yang megah, menciptakan managemen sekolah yang kreatif, adanya kelas akselerasi, hidupnya kegiatan seni dan olahraga, bahkan jasa jasa besarnya digunakan untuk tingkat Kabupaten Ende, Propinsi juga nasional. Menciptakan guru guru yang profesional. Hingga atas gagasannya, maka lahirlah MKKS di Ende. Namanya lomba bahkan Pater Stef sepertinya dicurigai, karena hampir sebagian besar item kejuaraan diborong oleh siswa dari SMAK Syuradikara," tutur Pater Valens.
Orang yang tulus melayani dan baik dalam kehidupan sosial mendapat balasan yang sepadan. Ribuan umat pagi tadi berbondong - bondong hadir dan mengambil bagian dalam acara suka cita Pater Stef. Ada ikatan alumni siswa Syuradikara, komunitas guru, kelompok masyarakat, kelompok umat, rekan rekan guru dan kepala sekolah, pemerintah desa dan kecamatan, umat se paroki, hingga masyarakat umum, tumpah ruah memadati Lapangan belogili, merasakan langsung kegembiraan bersama Pater Stef.
Keluarga besar dari Ende hadir menggunakan 9 bus dan 6 mobil kecil yang memuat 220 siswa SMAK Syuradikara, 76 perwakilan guru dari seluruh SMA/SMK/MA se Kabupaten Ende dan seluruh Kepala SMA/ SMK se Kabupaten Ende. Bukti kecintaan yang luar biasa. Juga sebagai balasan tulus atas pelayanan tulus Pater Stef selama ini untuk mereka. Umat yang hadir sangat terharu melihat momen penuh kekeluargaan dan persaudaraan itu. Turut hadir pada kesempatan itu, Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, Kepala Dinas PKO Flotim, Bernardus Beda Keda, Kepala Dinas Catatan Sipil, Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Camat Lewolema,Camat Tanjung Bunga, serta beberapa pejabat lainnya.
Pater Stef merupakan anak ke -4 dari pasangan Bapak Aguatinus Taken Aran dan Ibu Helena Kedaren Piran. Ia menamatkan Pendidikan Dasar pada SDK Belogili, kemudian lanjut ke SMP St. Isidorus Lewotala dan tamat di SMP Pangkrasio Larantuka. SMA di SMA Seminari Hokeng, Strata I Filsafat di STFK Ledalero dan S2 di Universitas Negeri Malang.
Mantan Kepala STM Bina Karya ini pernah menjadi Pastor Kapelan paroki Salapadan Philipina Utara (1993-1995),Pastor Mahasiwa keuskupan Atambua (1995-2000), Pastor Paroki Poka Ambon (1997-2000), Pastor Paroki Hokeng ( 2001- 2002), Kepala SMK Bina Karya Larantuka (2002- 2008), Wakil Rektor Biara St.Arnoldus Larantuka (2002-2008), Studi Lanjut Program Magister Manajemen Pendidikan (2008-2010), Kepala SMK Syuradikara(2011-sekarang) sekaligus sebagai Wakil Rektor Biara St. Mikhael Syuradikara Ende, sejak 2011 sampai sekarang.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar